Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh
yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan
tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk
mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk
menjaga kesehatan gigi sendiri mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga
mulut.
Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di
negara negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah
penyakit jaringan keras gigi. Salah satu perawatan karies gigi ialah dengan
melakukan penumpatan. Penumpatan yaitu suatu tindakan perawatan dengan
meletakkan bahan tumpatan pada karies gigi yang sudah dibersihkan. Perawatan
karies gigi tergantung pada seberapa besar tingkat kerusakan gigi. Salah satu
bahan tumpatan yang digunakan adalah resin komposit. Penggunaan resin komposit
sudah sangat umum dalam bidang kedokteran gigi, karena berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan terhadap restorasi yang estetis dan kekuatan sifat
mekanis yang adekuat.
Resin komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi
antara dua bahan atau lebih yang memiliki sifat berbeda untuk mendapatkan sifat
yang lebih baik. Resin komposit merupakan bahan adhesif yang dapat berikatan
dengan jaringan keras gigi melalui dua system bonding (ikatan) yaitu
ikatan email dan ikatan dentin. Bahan restorasi resin komposit pada bidang
kedokteran gigi dimulai pada awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk
memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Pada perkembangannya,
bahan resin komposit modern mengandung sejumlah komponen untuk mendapatkan
sifat-sifat yang lebih baik sehingga memenuhi sifat ideal untuk suatu tumpatan.
Resin komposit sering digunakan sebagai bahan tumpatan di
kedokteran gigi. Kandungan utama resin komposit terdiri atas matriks resin dan
bahan pengisi. Dimasukannya partikel bahan pengisi kedalam suatu matriks secara
nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar
berikatan dengan matriks, Coupling Agent merupakan bahan yang di gunakan
untuk memberikan ikatan antara partikel bahan pengisi anorganik dengan matriks
resin, penghambat polimerisasi merupakan penghambat bagi terjadinya
polimeralisasi dini, opasitas ialah warna yang visual dan transluensi yang
dapat menyesuaikan dengan warna email dan dentin harus di miliki oleh resin
komposit, dan pigmen warna bertujuan agar warna resin komposit menyerupai warna
gigi geligi asli.
Klasifikasi dari tipe resin komposit adalah berdasarkan ukuran filler.
Resin komposit tradisional terdiri dari partikel filler glass dengan
ukuran ratarata 10-20 µm, dan ukuran partikel terbesar mencapai 40 µm.
Sedangkan microfilled resin terdiri dari colloidal silica dengan
ukuran rata-rata 0.02 µm dan rentang ukuran 0.01-0.05 µm. Untuk resin komposit
tipe hybrid, terdiri dari partikel filler besar dengan ukuran
rata-rata 15-20 µm dan sejumlah kecil colloidal silica dengan ukuran
partikel 0.01-0.05 µm. Resin komposit dengan tipe micro fine hybrid
resin composite memiliki partikel filler dengan rata-rata ukuran
kurang dari 1 µm, dan kisaran khas ukuran partikel antara 0.1-6.0 µm. 2 Yang
terakhir adalah tipe nanofilled, tipe ini menggunakan material pada
tingkatan atom, molekul, dan struktur supramolekuler, dengan ukuran antara
0.1-100 nanometer.
Resin komposit merupakan bahan tumpatan gigi yang banyak digunakan
untuk menggantikan struktur gigi yang hilang serta memodifikasi warna dan
kontur gigi dengan tujuan estetik.Pada penggunaan resin komposit diharapkan
dapat bertahan selama mungkin dalam mulut. Adapun indikasi dan kontraindikasi
dalam penggunaan komposit yaitu sebagai sealant pada restorasi resin preventif
untuk mencegah terjadinya karies pada daerah cekungan yang dalam dan sempit.
Kontraindikasi penggunaan resin komposit yaitu tekanan pengunyahan yang besar,
pasien dengan insidensi karies tinggi,dan pasien yang sensitivitas terhadap
material komposit.
Perubahan
warna resin komposit terjadi karena faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik dapat disebabkan oleh bahan resin komposit itu
sendiri yaitu: jenis filler, perubahan resin matrik, kurang kuatnya penyinaran
menyebabkan perubahan dari resin matrik itu sendiri dan perubahan antar muka (interface)
antara matrik dan filler, monomer sisa yang tidak terpolimerisasi pada waktu
polimerisasi. Stabilitas warna resin matrik juga rendah, karena sifat resin
yang dapat mengabsorpsi cairan.
faktor ekstrinsik yang dipengaruhi oleh cairan atau zat pembawa
warna di sekitar lingkungan restorasi resin komposit tersebut berada, misalnya:
kopi, teh, wine, minuman ringan, nikotin, obat kumur serta dipengaruhi oleh
pellicle dan plak atau oral hygiene yang rendah.
Dalam penggunaannya sebagai bahan tumpatan, resin komposit
memiliki kekurangan dan kelebihan antara lain:
Kelebihan dari resin komposit yaitu:
1.
Bahannya tidak berbahaya/tidak
mengandung merkuri,
2.
Dapat dipergunakan pada gigi
posterior,
3.
Warna resin komposit yang
sewarna dengan gigi,
4.
Sifat mekanik dan fisik cukup
baik, dan preparasi dapat dilakukan dalam 1 kali kunjungan.
Kekurangan
resin komposit yaitu :
1. Bahan ini dapat berubah warna saat pemakaian jangka panjang,
2. Terjadi pengerutan saat polimeralisasi,
3. Biayanya relatif mahal,
4. Membutuhkan waktu lebih lama,
5. Keausan permukaan oklusal yang signifikan.
Referensi : Jurnal e-GIGI (eG) (GAMBARAN TUMPATAN RESIN KOMPOSIT PADA GIGI PERMANEN DIPOLIKLINIK GIGI RUMKITAL DR. WAHYU SLAMET), Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar