Dalam
kedokteran gigi, menangani permasalahan gigi patah atau gigi berlubang
bukanlah hal yang sulit. Seiring dengan perkembangan jaman, para ilmuwan
menemukan dua cara untuk menambal gigi yang patah ataupun gigi yang
berlubang yaitu secara langsung dan secara tidak langsung serta bahan
yang digunakan pun ada beberapa macam. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai cara menambal gigi dan bahan yang digunakan untuk menambal gigi
tersebut.
CARA dan BAHAN yang DIGUNAKAN untuk MENAMBAL GIGI :
LANGSUNG (DIRECT)
Yang
dimaksud dengan tambalan gigi secara langsung adalah proses menambal
gigi yang bisa langsung dilakukan oleh dokter gigi tanpa proses mencetak
gigi pasien terlebih dahulu, baik untuk inlay maupun onlay. Bahan yang
digunakan untuk tambalan gigi secara langsung adalah amalgam dan
komposit.
AMALGAM
Amalgam
merupakan salah satu bentuk logam yang digunakan untuk mengisi tambalan
pada gigi yang patah ataupun berlubang. Akan tetapi pada saat ini
tambalan amalgam sudah banyak ditinggalkan oleh dokter gigi, karena
amalgam mengandung zat merkuri yang sangat berbahaya bagi tubuh. Zat
merkuri dapat menjadi penyebab dari timbulnya penyakit pada jaringan
paru-paru jika kandungannya terhirup di udara dan dapat menjadi penyebab
penyakit lambung jika kandungannya tertelan sedikit demi sedikit
melalui ludah. Proses tambalan amalgam memerlukan waktu dua hari untuk
satu gigi pada satu sisi kanan atau sisi kiri.
KOMPOSIT
Komposit
juga merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk bahan tambalan
gigi. Komposit memiliki komposisi matriks resin dan partikel pengisi
anorganik, komposisi tersebut untuk ketahanan komposit dalam kondisi
apapun di dalam mulut. Komposit memiliki warna seperti warna natural
gigi.
Apakah perbandingan kelebihan dan kekurangan dari amalgam dan komposit?
TIDAK LANGSUNG (INDIRECT)
Tambalan
gigi tidak langsung adalah tambalan gigi yang dilakukan melalui proses
mencetak gigi pasien kemudian mengirim hasil cetakan tersebut ke lab
gigi, baik inlay ataupun onlay sehingga membutuhkan waktu yang lebih
lama daripada proses tambalan gigi secara langsung. Setelah inlay
ataupun onlay tersebut jadi, kemudian dilekatkan ke gigi asli pasien
dengan cara dilem. Bahan yang digunakan untuk tambalan gigi yang melalui
proses tidak langsung adalah logam dan porselen.
LOGAM
Logam
yang digunakan untuk tambalan gigi ada beberapa macam, seperti
chromcobalt, titanium, dan paladium. Logam yang digunakan tidak
mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh, sehingga aman jika dimasukkan
ke dalam mulut.
PORSELEN
Porselen
yang digunakan untuk tambalan gigi tersusun atas kristal, alumina dan
silica yang dileburkan secara bersamaan pada temperatur tinggi, untuk
membentuk kekuatan, keseragaman dan material yang terlihat seperti kaca.
Porselen memiliki komposisi yaitu kaolin, quartz, feldspar, dan metal
oxide.
Apakah perbandingan kelebihan dan kekurangan dari logam dan porselen?
Bahan
restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang
kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan
merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan
restorasi gigi tidak hanya membuang penyakit dan mencegah timbulnya
kembali karies, tetapi juga mengembalikan fungsinya. Bahan-bahan
restorasi gigi yang ideal pada saat ini masih belum ada meskipun
berkembang pesat. Syarat untuk bahan restorasi plastis yang baik adalah :
- Harus mudah digunakan dan tahan lama
- Kekuatan tensil cukup
- Tidak larut ileh saliva dalam rongga mulut serta tidak korosi di salam rongga mulut
- Tidak toksik dan iritatif baik pada pulpa maupun pada gingival
- Mudah dipotong dan dipoles
- Derajat keausan sama dengan email
- Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari karies sekunder
- Koefisien muai termis sama dengan enamel / dentin
- Daya penyerapan airnya rendah
- Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi
- Radiopaq
Untuk
dapat diterima secara klinis, kita harus mengetahui sifat-sifat bahan
yang akan kita pakai sehingga jika bahan-bahan baru keluar di pasaran,
kita dapat segera mengenali kebaikan dan keburukan dibanding dengan
bahan yang lama. Dua sifat yang sangat penting yang harus dimiliki oleh
bahan restorasi adalah harus mudah digunakan dan tahan lama. Berikut
adalah klasifikasi kavitas menurut Black yang juga menentukan penggunaan
dari bahan restorasi plastis yang sesuai :
- Kavitas
kelas I : kavitas meliputi pit dan fissure permukaan oklusal gigi
posterior, permukaan palatal / lingual gigi insisivus, groove bukal
& lingual/palatal gigi molar.
- Kavitas kelas II : kavitas pada permukaan proksimal gigi-gigi posterior
- Kavitas kelas III : Kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior tanpa mengenai bagian insisal
- Kavitas kelas IV : Kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior yang sudah mengenai insisal
- Kavitas kelas V : kavitas pada gingival third semua gigi bagian bukal/labial/lingual
- Kavitas kelas VI : Kavitas pada insisal edge & cusp karena abrasi, atrisi, dan erosi
. Secara
garis besar bahan restorasi gigi dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu bahan restorasi plastis dan non plastis atau rigid. Yang termasuk
dalam kelompok bahan plastis adalah amalgam, composite
dan glass ionomer cement (GIC), sedangkan kelompok non plastis (rigid)
adalah inlay dan onlay, mahkota full veneer, mahkota logam porselen, dan
mahkotan jaket porselen.
Dari
sekian banyak jenis bahan restorasi, bahan plastis seperti amalgam,
komposit dan GIC merupakan bahan restorasi yang paling banyak digunakan
dalam dunia kedokteran gigi.
2.1 Dental Amalgam
Merupakan
bahan yang paling banyak digunakan oleh dokter gigi, khususnya untuk
tumpatan gigi posterior. Sejak pergantian abad ini, formulasinya tidak
banyak berubah, yang mencerminkan bahwa bahan tambalan lain tidak ada
yang seideal amalgam. Komponen utama amalgam terdiri dari liquid yaitu
logam merkuri dan bubuk/powder yaitu
logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan
tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase
yang lebih kecil. Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan
amalgam yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan
warna gigi.
Kelemahan
utama amalgam memang terletak pada warnanya dan tidak adanya adhesi
terhadap jaringan gigi. Walaupun sifat fisik dan kimia bahan tumpatan
amalgam sebagian besar telah memenuhi persyaratan ADA specification no.
l, perlekatannya dengan jaringan dentin gigi secara makromekanik seperti retention and resistence form, dan undercut tidak dapat melekat secara kimia.
Prinsip retention and resistance form (dove tail, box form dan retention groove)
pada lesi karies daerah interproksimal, selain mengangkat jaringan
karies juga mengangkat jaringan yang sehat untuk memperoleh retensi pada
kavitas. Pada kavitas kelas II dengan isthmus dan garis sudut bagian
dalam yang lebar, akan melemahkan kekuatan terhadap beban kunyah.
Akibatnya, pasien banyak yang mengeluh karena seringkali adanya fraktur
pada tumpatan kelas II, baik pada tumpatan MO (Mesial Oklusal), DO
(Distal -, Oklusal), maupun MOD (Mesial - Oklusal - Distal).
Kelebihan Amalgam :
· Dapat
dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat
dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah,
sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di
dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga
lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap
penambalan sesuai dengan prosedur.
· Ketahanan
terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada
umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam
mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.
· Penambalan
dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu
“technique sensitive” bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana
sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi
ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit.
· Biayanya relatif lebih rendah
Kekurangan Amalgam :
· Secara
estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi,
sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana
pertimbangan estetis sangat diutamakan.
· Dalam
jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang
berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada
gigi sehingga tampak membayang kehitaman
· Pada
beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam
yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu
setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa
sensitif terhadap rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan
tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien
dapat beradaptasi.
· Hingga
kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri
yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu
ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai
bahan tambal.
Indikasi
: Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar, dapat
digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.
2.2 Komposit
Generasi
resin komposit yang kini beredar mulai dikenal di akhir tahun enam
puluhan. Sejak itu, bahan tersebut merupakan bahan restorasi anterior
yang banyak dipakai karena pemakaiannya gampang, warnanya baik, dan
mempunyai sifat fisik yang lebih baik dibandingkan dengan bahan tumpatan
lain. Sejak akhir tahun enam puluhan tersebut, perubahan komposisi dan
pengembangan formulasi kimianya relatif sedikit. Bahan yang terlebih
dulu diciptakan adalah bahan yang sifatnya autopolimerisasi (swapolimer),
sedangkan bahan yang lebih baru adalah bahan yang polimerisasinya
dibantu dengan sinar. Resin komposit mempunyai derajat translusensi yang
tinggi. Warnanya tergantung pada macam serta ukuran pasi dan pewarna
yang dipilih oleh pabrik pembuatnya, mengingat resin itu sendiri
sebenarnya transparan. Dalam jangka panjang, warna restorasi resin
komposit dapat bertahan cukup baik. Biokompabilitas resin komposit
kurang baik jika dibandingkan dengan bahan restorasi semen glass
ionomer, karena resin komposit merupakan bahan yang iritan terhadap
pulpa jika pulpa tidak dilindungi oleh bahan pelapik. Agar pulpa
terhindar dari kerusakan, dinding dentin harus dilapisi oleh semen
pelapik yang sesuai, sedangkan teknik etsa untuk memperoleh bonding
mekanis hanya dilakukan di email perifer. 2.1.1 indikasi restorasi komposit
Resin komposit dapat digunakan pada sebagian besar aplikasi klinis. Secara umum, resin komposit digunakan untuk:
1. Restorasi kelas I, II, III, IV, V dan VI
2. Fondasi atau core buildups
3. Sealant dan restorasi komposit konservatif (restorasi resin preventif)
4. Prosedur estetis tambahan
Partial veneers
Full veneers
modifikasi kontur gigi
penutupan/perapatan diastema
5. Semen (untuk restorasi tidak langsung)
6. Restorasi sementara
7. Periodontal splinting
8. Restorasi kavitas klas I komposit
9.
10. The American Dental Association (ADA) mengindikasikan kelayakan resin komposit untuk digunakan sebagai pit and fissura sealant,
resin preventif, lesi awal kelas I dan II yang menggunakan modifikasi
preparasi gigi konservatif, restorasi kelas I dan II yang berukuran
sedang, restorasi kelas V, restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan
estetika, dan restorasi pada pasien yang alergi atau sensitif terhadap
logam.
11. ADA
tidak mendukung penggunaan komposit pada gigi dengan tekanan oklusal
yang besar, tempat atau area yang tidak dapat diisolasi, atau pasien
yang alergi atau sensitif terhadap material komposit. Jika komposit
digunakan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ADA menyatakan bahwa
"ketika digunakan dengan benar
pada gigi-geligi desidui dan permanen, resin berbahan dasar komposit
dapat bertahan seumur hidup sama seperti restorasi amalgam kelas I, II,
dan V.”
12. 2.3 Semen Ionomer Kaca (SIK)
13. Semen
Ionomer Kaca (SIK) merupakan salah satu bahan restorasi yang banyak
digunakan oleh dokter gigi karena mempunyai beberapa keunggulan, yaitu
preparasinya dapat minimal, ikatan dengan jaringan gigi secara khemis,
melepas fluor dalam jangka panjang, estetis, biokompatibel, daya larut
rendah, translusen, dan bersifat anti bakteri.
14. Komposisi
semen ionomer kaca (SIK) terdiri atas bubuk dan cairan. Bubuk terdiri
atas kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut asam dan cairannya
merupakan larutan asam poliakrilik. Reaksi pengerasan dimulai ketika
bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan larutan asam poliakrilik dicampur,
kemudian menghasilkan reaksi asam-basa dimana bubuk kaca
fluoroaluminosilikat sebagai basanya.
15. Pada
proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion hidrogen dari
cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk glass. Proses pengerasan
dan hidrasi berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca2+ dan
Al3+ sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal
pengerasan dan ion Al3+ berperan pada pengerasan selanjutnya. Secara
garis besar terdapat tiga tahap dalam reaksi pengerasan semen ionomer
kaca, yaitu sebagai berikut.
16. (1) Dissolution
17.
Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-ion dari
partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium) akibat dari serangan
polyacid (terbentuk cement sol).
18. (2) Gelation/ hardening
19.
Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada polianion pada grup polikarboksilat.
* 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai kalsium (fragile & highly soluble in water).
* 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat pada matriks
semen dan membetuk rantai alumnium (strong & insoluble).
20. (3) Hydration of salts
21.
Terjadi proses hidrasi yang progresive dari garam matriks yang akan meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca.
22. Retensi
semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa ikatan
fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa
ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH
(karboksil) multipel dari semen ionomer kaca.
23. Adhesi
adalah daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis pada dua
permukaan yang berkontak. Semen ionomer kaca adalah polimer yang
mempunyai gugus karboksil (COOH) multipel sehingga membentuk ikatan
hidrogen yang kuat. Dalam hal ini memungkinkan pasta semen untuk
membasahi, adaptasi, dan melekat pada permukaan email. Ikatan antara
semen ionomer kaca dengan email dua kali lebih besar daripada ikatannya
dengan dentin karena email berisi unsur anorganik lebih banyak dan lebih
homogen dari segi morfologis.
24. Secara
fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan
membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas
yang bersih dan halus dapat menambah ikatan semen ionomer kaca. Air
memegang peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi
penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik SIK. Saliva merupakan
cairan di dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama
proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini SIK sensitif terhadap
cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak
terkontaminasi. Kontaminasi
dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan dan daya
adhesinya terhadap gigi akan menurun. SIK juga rentan terhadap
kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan. Jika tidak dilindungi
dan terekspos oleh udara, maka permukaannya akan retak akibat desikasi.
Baik desikasi maupun kontaminasi air dapat merubah struktur SIK selama
beberapa minggu setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal maka selama proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan
agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan
cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan
pelindung yang biasa digunakan adalah varnis yang terbuat dari isopropil
asetat, aseton, kopolimer dari vinil klorida, dan vinil asetat yang
akan larut dengan mudah dalam beberapa jam atau pada proses pengunyahan.
25. Penggunaan
varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud
menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi
saat tambalan tersebut masih dalam proses pengerasan. Varnish
kadang-kadang juga digunakan sebagai bahan pembatas antara glass ionomer
dengan jaringan gigi terutama pulpa karena pada beberapa kasus semen
tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa. Pemberian dentin
conditioner (surface pretreatment) adalah menambah daya adhesif dentin.
Persiapan ini membantu aksi pembersihan dan pembuangan smear layer,
tetapi proses ini akan menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer
adalah lapisan yang mengandung serpihan kristal mineral halus atau
mikroskopik dan matriks organik.
26. Lapisan
smear layer terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu lapisan luar yang
mengikuti bentuk dinding kavitas dan lapisan dalam berbentuk plugs yang
terdapat pada ujung tubulus dentin. Sedangkan plugs atau lapisan dalam
tetap dipertahankan untuk menutup tubulus dentin dekat jaringan pulpa
yang mengandung air.
27. Bahan
dentin conditioner berperan untuk mengangkat smear layer bagian luar
untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan bonding
dentin. Hal ini berperan dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau
bahan-bahan kedokteran gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa
sehingga dapat menghalangai daya adhesi. Permukaan gigi dipersiapkan
dengan mengoleskan asam poliakrilik 10%. Waktu standart yang diperlukan
untuk satu kali aplikasi adalah 20 detik, tetapi menurut pengalaman
untuk mendapatkan perlekatan yang baik pengulasan dentin conditioner
pada dinding kavitas dapat dilakukan selama 10-30 detik. Kemudian
pembilasan dilakukan selama 30 detik pembilasan merupakan hal penting
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, setelah itu kavitas
dikeringkan.
28. Indikasi Semen Ionomer Kaca
29. a. Lesi erosi servikal
30. Kemampuan
semen glass ionomer untuk melekatkan secara kimiawi dengan dentin,
menyebabkan semen glass ionomer saat ini menjadi pilihan utama dalam
merestorasi lesi erosi servikal. Bahan ini juga memiliki kekerasan yang
cukuo untuk menahan abrasi akibat sikat gigi.
31. b. Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent)
32. Karena semen glass ionomer ini memiliki beberapa keunggulan seperti ikatannya dengan dentin dan email. Aktivitas kariostatik, flow yang
lebih baik, kelarutan yang lebih rendah dan kekuatan yang lebih besar
maka sebagai luting agent semen ini diindikasikan untuk pasien dengan
frekuensi karies tinggi atau pasien dengan resesi ginggiva yang
mememrlukan kekuatan dan aktifitas kariostatik misalnya pada pemakai
mahkota tiruan ataupun gigi tiruan jembatan.
33. c. Semen
glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan
komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan
MOD. Bahan ini berikatan secara mikromekanik dengan komposit resin
melalui etsa asam dan member perlekatan tepi yang baik. Perkembangan
dentin bonding agents yang dapat member perlekatan yang baik antara
dentin dan resin hanya dapat digunakan pada lesi erosi servikal. Bila
kavitasnya dalam atau luas, bonding sering kali gagal. Untuk memperbaiki
mekanisme bonding dan melindungi pulpa dari irirtasi, semen glass
ionomer digunakan sebagaibahan sub bonding
34. d. Sebagai
base yang berikatan secara kimiawi di bawahrestorasi amalgam mempunyai
kerapatan tepi yang kurang baik sehingga dengan adanya base glass
ionomer dapat mencegah karies sekunder terutama pada pasien dengan
insidens karies yang tinggi. Dalam keadaan sperti ini, proksimal box
diisi dengan semen cermet sampai ke dalam 2 mm dan sisanya diisi
amalgam.
35. e. Untuk
meletakkan orthodontic brackets pada pasien muda yang cenderung
mengalami karies melalui etsa asam pada email. Dengan adanya perlepasan
fluor maka semen glass ionomer dapat mengurangi white spot yang umumnya nampak disekeliling orthondontic brackets.
36. f. Sebagai fissure sealant karena adanya pelepasan fluor. Rosedur ini memerlukan perluasan fissure sebelum semen glass ionomer diaplikasikan.
37. g. Semen
glass ionomer yang diperkuat dengan logam seperti semen cermet dapat
digunakan untuk membangun inti mahkota pada gigi yang telah mengalami
kerusakan mahota yang parah.
38. h. Restorasi gigi susu.
39. Penggunaan
semen glass ionomer pada gigi susu sangat berguna dalam mencegah
terjadinya karies rekuren dan melindungi email gigi permanen.
40. i. Untuk
perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur. Dalam hal
ini semen menyekat kembali dentin yang terbuk dalam waktu yang singkat
41. Kelebihan Semen Ionomer Kaca:
42. 1.
Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas
fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan
tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah
tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain
43. 2. Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh)
44. 3.
Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme
perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara
tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu
banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan
perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat ‘memegang’
bahan tambal.
45.
46.
47. Kekurangan Semen Ionomer Kaca:
48. 1.
Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga
tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah
besar seperti gigi molar (geraham)
49. 2. Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli
50. 3. Tambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain