Sabtu, 17 Oktober 2015

Resin komposit



Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sendiri mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut.

Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit jaringan keras gigi. Salah satu perawatan karies gigi ialah dengan melakukan penumpatan. Penumpatan yaitu suatu tindakan perawatan dengan meletakkan bahan tumpatan pada karies gigi yang sudah dibersihkan. Perawatan karies gigi tergantung pada seberapa besar tingkat kerusakan gigi. Salah satu bahan tumpatan yang digunakan adalah resin komposit. Penggunaan resin komposit sudah sangat umum dalam bidang kedokteran gigi, karena berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap restorasi yang estetis dan kekuatan sifat mekanis yang adekuat.

Resin komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi antara dua bahan atau lebih yang memiliki sifat berbeda untuk mendapatkan sifat yang lebih baik. Resin komposit merupakan bahan adhesif yang dapat berikatan dengan jaringan keras gigi melalui dua system bonding (ikatan) yaitu ikatan email dan ikatan dentin. Bahan restorasi resin komposit pada bidang kedokteran gigi dimulai pada awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Pada perkembangannya, bahan resin komposit modern mengandung sejumlah komponen untuk mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik sehingga memenuhi sifat ideal untuk suatu tumpatan.

Resin komposit sering digunakan sebagai bahan tumpatan di kedokteran gigi. Kandungan utama resin komposit terdiri atas matriks resin dan bahan pengisi. Dimasukannya partikel bahan pengisi kedalam suatu matriks secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan dengan matriks, Coupling Agent merupakan bahan yang di gunakan untuk memberikan ikatan antara partikel bahan pengisi anorganik dengan matriks resin, penghambat polimerisasi merupakan penghambat bagi terjadinya polimeralisasi dini, opasitas ialah warna yang visual dan transluensi yang dapat menyesuaikan dengan warna email dan dentin harus di miliki oleh resin komposit, dan pigmen warna bertujuan agar warna resin komposit menyerupai warna gigi geligi asli.

Klasifikasi dari tipe resin komposit adalah berdasarkan ukuran filler. Resin komposit tradisional terdiri dari partikel filler glass dengan ukuran ratarata 10-20 µm, dan ukuran partikel terbesar mencapai 40 µm. Sedangkan microfilled resin terdiri dari colloidal silica dengan ukuran rata-rata 0.02 µm dan rentang ukuran 0.01-0.05 µm. Untuk resin komposit tipe hybrid, terdiri dari partikel filler besar dengan ukuran rata-rata 15-20 µm dan sejumlah kecil colloidal silica dengan ukuran partikel 0.01-0.05 µm. Resin komposit dengan tipe micro fine hybrid resin composite memiliki partikel filler dengan rata-rata ukuran kurang dari 1 µm, dan kisaran khas ukuran partikel antara 0.1-6.0 µm. 2 Yang terakhir adalah tipe nanofilled, tipe ini menggunakan material pada tingkatan atom, molekul, dan struktur supramolekuler, dengan ukuran antara 0.1-100 nanometer.

Resin komposit merupakan bahan tumpatan gigi yang banyak digunakan untuk menggantikan struktur gigi yang hilang serta memodifikasi warna dan kontur gigi dengan tujuan estetik.Pada penggunaan resin komposit diharapkan dapat bertahan selama mungkin dalam mulut. Adapun indikasi dan kontraindikasi dalam penggunaan komposit yaitu sebagai sealant pada restorasi resin preventif untuk mencegah terjadinya karies pada daerah cekungan yang dalam dan sempit. Kontraindikasi penggunaan resin komposit yaitu tekanan pengunyahan yang besar, pasien dengan insidensi karies tinggi,dan pasien yang sensitivitas terhadap material komposit.

Perubahan warna resin komposit terjadi karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. 
Faktor intrinsik dapat disebabkan oleh bahan resin komposit itu sendiri yaitu: jenis filler, perubahan resin matrik, kurang kuatnya penyinaran menyebabkan perubahan dari resin matrik itu sendiri dan perubahan antar muka (interface) antara matrik dan filler, monomer sisa yang tidak terpolimerisasi pada waktu polimerisasi. Stabilitas warna resin matrik juga rendah, karena sifat resin yang dapat mengabsorpsi cairan.
faktor ekstrinsik yang dipengaruhi oleh cairan atau zat pembawa warna di sekitar lingkungan restorasi resin komposit tersebut berada, misalnya: kopi, teh, wine, minuman ringan, nikotin, obat kumur serta dipengaruhi oleh pellicle dan plak atau oral hygiene yang rendah.

Dalam penggunaannya sebagai bahan tumpatan, resin komposit memiliki kekurangan dan kelebihan antara lain:
Kelebihan dari resin komposit yaitu:
1.      Bahannya tidak berbahaya/tidak mengandung merkuri,
2.      Dapat dipergunakan pada gigi posterior,
3.      Warna resin komposit yang sewarna dengan gigi,
4.      Sifat mekanik dan fisik cukup baik, dan preparasi dapat dilakukan dalam 1 kali kunjungan.

Kekurangan resin komposit yaitu :
1.     Bahan ini dapat berubah warna saat pemakaian jangka panjang,
2.     Terjadi pengerutan saat polimeralisasi,
3.     Biayanya relatif mahal,
4.     Membutuhkan waktu lebih lama,
5.     Keausan permukaan oklusal yang signifikan.


Referensi : Jurnal e-GIGI (eG) (GAMBARAN TUMPATAN RESIN KOMPOSIT PADA GIGI PERMANEN DIPOLIKLINIK GIGI RUMKITAL DR. WAHYU SLAMET), Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2014

Rabu, 14 Oktober 2015

Macam-Macam Tambalan Gigi

gambartambalan
Dalam kedokteran gigi, menangani permasalahan gigi patah atau gigi berlubang bukanlah hal yang sulit. Seiring dengan perkembangan jaman, para ilmuwan menemukan dua cara untuk menambal gigi yang patah ataupun gigi yang berlubang yaitu secara langsung dan secara tidak langsung serta bahan yang digunakan pun ada beberapa macam. Berikut ini akan dijelaskan mengenai cara menambal gigi dan bahan yang digunakan untuk menambal gigi tersebut.

CARA dan BAHAN yang DIGUNAKAN untuk MENAMBAL GIGI :

LANGSUNG (DIRECT)

Yang dimaksud dengan tambalan gigi secara langsung adalah proses menambal gigi yang bisa langsung dilakukan oleh dokter gigi tanpa proses mencetak gigi pasien terlebih dahulu, baik untuk inlay maupun onlay. Bahan yang digunakan untuk tambalan gigi secara langsung adalah amalgam dan komposit.

AMALGAM

amalgam
Amalgam merupakan salah satu bentuk logam yang digunakan untuk mengisi tambalan pada gigi yang patah ataupun berlubang. Akan tetapi pada saat ini tambalan amalgam sudah banyak ditinggalkan oleh dokter gigi, karena amalgam mengandung zat merkuri yang sangat berbahaya bagi tubuh. Zat merkuri dapat menjadi penyebab dari timbulnya penyakit pada jaringan paru-paru jika kandungannya terhirup di udara dan dapat menjadi penyebab penyakit lambung jika kandungannya tertelan sedikit demi sedikit melalui ludah. Proses tambalan amalgam memerlukan waktu dua hari untuk satu gigi pada satu sisi kanan atau sisi kiri.

KOMPOSIT

komposit
Komposit juga merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk bahan tambalan gigi. Komposit memiliki komposisi matriks resin dan partikel pengisi anorganik, komposisi tersebut untuk ketahanan komposit dalam kondisi apapun di dalam mulut. Komposit memiliki warna seperti warna natural gigi.
Apakah perbandingan kelebihan dan kekurangan dari amalgam dan komposit?
 tabel1

TIDAK LANGSUNG (INDIRECT)

Tambalan gigi tidak langsung adalah tambalan gigi yang dilakukan melalui proses mencetak gigi pasien kemudian mengirim hasil cetakan tersebut ke lab gigi, baik inlay ataupun onlay sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama daripada proses tambalan gigi secara langsung. Setelah inlay ataupun onlay tersebut jadi, kemudian dilekatkan ke gigi asli pasien dengan cara dilem. Bahan yang digunakan untuk tambalan gigi yang melalui proses tidak langsung adalah logam dan porselen.

LOGAM

logam
Logam yang digunakan untuk tambalan gigi ada beberapa macam, seperti chromcobalt, titanium, dan paladium. Logam yang digunakan tidak mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh, sehingga aman jika dimasukkan ke dalam mulut.

PORSELEN

porcelain
Porselen yang digunakan untuk tambalan gigi tersusun atas kristal, alumina dan silica yang dileburkan secara bersamaan pada temperatur tinggi, untuk membentuk kekuatan, keseragaman dan material yang terlihat seperti kaca. Porselen memiliki komposisi yaitu kaolin, quartz, feldspar, dan metal oxide.
Apakah perbandingan kelebihan dan kekurangan dari logam dan porselen?

Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan restorasi gigi tidak hanya membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga mengembalikan fungsinya. Bahan-bahan restorasi gigi yang ideal pada saat ini masih belum ada meskipun berkembang pesat. Syarat untuk bahan restorasi plastis yang baik adalah :
-          Harus mudah digunakan dan tahan lama
-          Kekuatan tensil cukup
-          Tidak larut ileh saliva dalam rongga mulut serta tidak korosi di salam rongga mulut
-          Tidak toksik dan iritatif baik pada pulpa maupun pada gingival
-          Mudah dipotong dan dipoles
-          Derajat keausan sama dengan email
-          Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari karies sekunder
-          Koefisien muai termis sama dengan enamel / dentin
-          Daya penyerapan airnya rendah
-          Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi
-          Radiopaq
Untuk dapat diterima secara klinis, kita harus mengetahui sifat-sifat bahan yang akan kita pakai sehingga jika bahan-bahan baru keluar di pasaran, kita dapat segera mengenali kebaikan dan keburukan dibanding dengan bahan yang lama. Dua sifat yang sangat penting yang harus dimiliki oleh bahan restorasi adalah harus mudah digunakan dan tahan lama. Berikut adalah klasifikasi kavitas menurut Black yang juga menentukan penggunaan dari bahan restorasi plastis yang sesuai :
-          Kavitas kelas I : kavitas meliputi pit dan fissure permukaan oklusal gigi posterior, permukaan palatal / lingual gigi insisivus, groove bukal & lingual/palatal gigi molar.
-          Kavitas kelas II : kavitas pada permukaan proksimal gigi-gigi posterior
-          Kavitas kelas III : Kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior tanpa mengenai bagian insisal
-          Kavitas kelas IV : Kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior yang sudah mengenai insisal
-          Kavitas kelas V : kavitas pada gingival third semua gigi bagian bukal/labial/lingual
-          Kavitas kelas VI : Kavitas pada insisal edge & cusp karena abrasi, atrisi, dan erosi
.           Secara garis besar bahan restorasi gigi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bahan restorasi plastis dan non plastis atau rigid. Yang termasuk dalam kelompok bahan plastis adalah amalgam,  composite dan glass ionomer cement (GIC), sedangkan kelompok non plastis (rigid) adalah inlay dan onlay, mahkota full veneer, mahkota logam porselen, dan mahkotan jaket porselen.
Dari sekian banyak jenis bahan restorasi, bahan plastis seperti amalgam, komposit dan GIC merupakan bahan restorasi yang paling banyak digunakan dalam dunia kedokteran gigi.




2.1  Dental Amalgam
Merupakan bahan yang paling banyak digunakan oleh dokter gigi, khususnya untuk tumpatan gigi posterior. Sejak pergantian abad ini, formulasinya tidak banyak berubah, yang mencerminkan bahwa bahan tambalan lain tidak ada yang seideal amalgam. Komponen utama amalgam terdiri dari liquid yaitu logam merkuri dan bubuk/powder yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase yang lebih kecil. Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.
Kelemahan utama amalgam memang terletak pada warnanya dan tidak adanya adhesi terhadap jaringan gigi. Walaupun sifat fisik dan kimia bahan tumpatan amalgam sebagian besar telah memenuhi persyaratan ADA specification no. l, perlekatannya dengan jaringan dentin gigi secara makromekanik seperti retention and resistence form, dan undercut tidak dapat melekat secara kimia.
Prinsip retention and resistance form (dove tail, box form dan retention groove) pada lesi karies daerah interproksimal, selain mengangkat jaringan karies juga mengangkat jaringan yang sehat untuk memperoleh retensi pada kavitas. Pada kavitas kelas II dengan isthmus dan garis sudut bagian dalam yang lebar, akan melemahkan kekuatan terhadap beban kunyah. Akibatnya, pasien banyak yang mengeluh karena seringkali adanya fraktur pada tumpatan kelas II, baik pada tumpatan MO (Mesial Oklusal), DO (Distal -, Oklusal), maupun MOD (Mesial - Oklusal - Distal).
Kelebihan Amalgam :
·       Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur.
·       Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.
·       Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit.
·       Biayanya relatif lebih rendah
Kekurangan Amalgam :
·       Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan.
·       Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman
·       Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi.
·       Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.
Indikasi : Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar, dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.
2.2  Komposit

Generasi resin komposit yang kini beredar mulai dikenal di akhir tahun enam puluhan. Sejak itu, bahan tersebut merupakan bahan restorasi anterior yang banyak dipakai karena pemakaiannya gampang, warnanya baik, dan mempunyai sifat fisik yang lebih baik dibandingkan dengan bahan tumpatan lain. Sejak akhir tahun enam puluhan tersebut, perubahan komposisi dan pengembangan formulasi kimianya relatif sedikit. Bahan yang terlebih dulu diciptakan adalah bahan yang sifatnya autopolimerisasi (swapolimer), sedangkan bahan yang lebih baru adalah bahan yang polimerisasinya dibantu dengan sinar. Resin komposit mempunyai derajat translusensi yang tinggi. Warnanya tergantung pada macam serta ukuran pasi dan pewarna yang dipilih oleh pabrik pembuatnya, mengingat resin itu sendiri sebenarnya transparan. Dalam jangka panjang, warna restorasi resin komposit dapat bertahan cukup baik. Biokompabilitas resin komposit kurang baik jika dibandingkan dengan bahan restorasi semen glass ionomer, karena resin komposit merupakan bahan yang iritan terhadap pulpa jika pulpa tidak dilindungi oleh bahan pelapik. Agar pulpa terhindar dari kerusakan, dinding dentin harus dilapisi oleh semen pelapik yang sesuai, sedangkan teknik etsa untuk memperoleh bonding mekanis hanya dilakukan di email perifer.  2.1.1 indikasi restorasi komposit
Resin komposit dapat digunakan pada sebagian besar aplikasi klinis. Secara umum, resin komposit digunakan untuk:
1.      Restorasi kelas I, II, III, IV, V dan VI
2.      Fondasi atau core buildups
3.      Sealant dan restorasi komposit konservatif (restorasi resin preventif)
4.      Prosedur estetis tambahan
*      Partial veneers
*      Full veneers
*      modifikasi kontur gigi
*      penutupan/perapatan diastema
5.      Semen (untuk restorasi tidak langsung)
6.      Restorasi sementara
7.      Periodontal splinting
8.       Restorasi kavitas klas I komposit
9.        
10.   The American Dental Association (ADA) mengindikasikan kelayakan resin komposit untuk digunakan sebagai pit and fissura sealant, resin preventif, lesi awal kelas I dan II yang menggunakan modifikasi preparasi gigi konservatif, restorasi kelas I dan II yang berukuran sedang, restorasi kelas V, restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan estetika, dan restorasi pada pasien yang alergi atau sensitif terhadap logam.
11.   ADA tidak mendukung penggunaan komposit pada gigi dengan tekanan oklusal yang besar, tempat atau area yang tidak dapat diisolasi, atau pasien yang alergi atau sensitif terhadap material komposit. Jika komposit digunakan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ADA menyatakan bahwa "ketika digunakan dengan benar pada gigi-geligi desidui dan permanen, resin berbahan dasar komposit dapat bertahan seumur hidup sama seperti restorasi amalgam kelas I, II, dan V.”
12.  2.3 Semen Ionomer Kaca (SIK)
13.   Semen Ionomer Kaca (SIK) merupakan salah satu bahan restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi karena mempunyai beberapa keunggulan, yaitu preparasinya dapat minimal, ikatan dengan jaringan gigi secara khemis, melepas fluor dalam jangka panjang, estetis, biokompatibel, daya larut rendah, translusen, dan bersifat anti bakteri.
14.   Komposisi semen ionomer kaca (SIK) terdiri atas bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut asam dan cairannya merupakan larutan asam poliakrilik. Reaksi pengerasan dimulai ketika bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan larutan asam poliakrilik dicampur, kemudian menghasilkan reaksi asam-basa dimana bubuk kaca fluoroaluminosilikat sebagai basanya.
15.   Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion hidrogen dari cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk glass. Proses pengerasan dan hidrasi berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+ sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan dan ion Al3+ berperan pada pengerasan selanjutnya. Secara garis besar terdapat tiga tahap dalam reaksi pengerasan semen ionomer kaca, yaitu sebagai berikut.
16.   (1)          Dissolution
17.  
Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium) akibat dari serangan polyacid (terbentuk cement sol).
18.   (2)          Gelation/ hardening
19.  
Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada polianion pada grup polikarboksilat.
* 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai kalsium (fragile & highly soluble in water).
* 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat pada matriks semen dan membetuk rantai alumnium (strong & insoluble).
20.   (3)          Hydration of salts
21.  
Terjadi proses hidrasi yang progresive dari garam matriks yang akan meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca.
22.   Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil) multipel dari semen ionomer kaca.
23.   Adhesi adalah daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis pada dua permukaan yang berkontak. Semen ionomer kaca adalah polimer yang mempunyai gugus karboksil (COOH) multipel sehingga membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Dalam hal ini memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi, dan melekat pada permukaan email. Ikatan antara semen ionomer kaca dengan email dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin karena email berisi unsur anorganik lebih banyak dan lebih homogen dari segi morfologis.
24.   Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang bersih dan halus dapat menambah ikatan semen ionomer kaca.  Air memegang peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik SIK. Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak terkontaminasi.  Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun. SIK juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan. Jika tidak dilindungi dan terekspos oleh udara, maka permukaannya akan retak akibat desikasi. Baik desikasi maupun kontaminasi air dapat merubah struktur SIK selama beberapa minggu setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka selama proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan pelindung yang biasa digunakan adalah varnis yang terbuat dari isopropil asetat, aseton, kopolimer dari vinil klorida, dan vinil asetat yang akan larut dengan mudah dalam beberapa jam atau pada proses pengunyahan.
25.   Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat tambalan tersebut masih dalam proses pengerasan. Varnish kadang-kadang juga digunakan sebagai bahan pembatas antara glass ionomer dengan jaringan gigi terutama pulpa karena pada beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa. Pemberian dentin conditioner (surface pretreatment) adalah menambah daya adhesif dentin. Persiapan ini membantu aksi pembersihan dan pembuangan smear layer, tetapi proses ini akan menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang mengandung serpihan kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organik.
26.   Lapisan smear layer terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu lapisan luar yang mengikuti bentuk dinding kavitas dan lapisan dalam berbentuk plugs yang terdapat pada ujung tubulus dentin. Sedangkan plugs atau lapisan dalam tetap dipertahankan untuk menutup tubulus dentin dekat jaringan pulpa yang mengandung air.
27.   Bahan dentin conditioner berperan untuk mengangkat smear layer bagian luar untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan bonding dentin. Hal ini berperan dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau bahan-bahan kedokteran gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa sehingga dapat menghalangai daya adhesi. Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan asam poliakrilik 10%. Waktu standart yang diperlukan untuk satu kali aplikasi adalah 20 detik, tetapi menurut pengalaman untuk mendapatkan perlekatan yang baik pengulasan dentin conditioner pada dinding kavitas dapat dilakukan selama 10-30 detik. Kemudian pembilasan dilakukan selama 30 detik pembilasan merupakan hal penting untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, setelah itu kavitas dikeringkan.
28.   Indikasi Semen Ionomer Kaca
29.   a. Lesi erosi servikal
30.   Kemampuan semen glass ionomer untuk melekatkan secara kimiawi dengan dentin, menyebabkan semen glass ionomer saat ini menjadi pilihan utama dalam merestorasi lesi erosi servikal. Bahan ini juga memiliki kekerasan yang cukuo untuk menahan abrasi akibat sikat gigi.
31.   b. Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent)
32.   Karena semen glass ionomer ini memiliki beberapa keunggulan seperti ikatannya dengan dentin dan email. Aktivitas kariostatik, flow yang lebih baik, kelarutan yang lebih rendah dan kekuatan yang lebih besar maka sebagai luting agent semen ini diindikasikan untuk pasien dengan frekuensi karies tinggi atau pasien dengan resesi ginggiva yang mememrlukan kekuatan dan aktifitas kariostatik misalnya pada pemakai mahkota tiruan ataupun gigi tiruan jembatan.
33.   c. Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD. Bahan ini berikatan secara mikromekanik dengan komposit resin melalui etsa asam dan member perlekatan tepi yang baik. Perkembangan dentin bonding agents yang dapat member perlekatan yang baik antara dentin dan resin hanya dapat digunakan pada lesi erosi servikal. Bila kavitasnya dalam atau luas, bonding sering kali gagal. Untuk memperbaiki mekanisme bonding dan melindungi pulpa dari irirtasi, semen glass ionomer digunakan sebagaibahan sub bonding
34.   d. Sebagai base yang berikatan secara kimiawi di bawahrestorasi amalgam mempunyai kerapatan tepi yang kurang baik sehingga dengan adanya base glass ionomer dapat mencegah karies sekunder terutama pada pasien dengan insidens karies yang tinggi. Dalam keadaan sperti ini, proksimal box diisi dengan semen cermet sampai ke dalam 2 mm dan sisanya diisi amalgam.
35.   e. Untuk meletakkan orthodontic brackets pada pasien muda yang cenderung mengalami karies melalui etsa asam pada email. Dengan adanya perlepasan fluor maka semen glass ionomer dapat mengurangi white spot yang umumnya nampak disekeliling orthondontic brackets.
36.   f. Sebagai fissure sealant karena adanya pelepasan fluor. Rosedur ini memerlukan perluasan fissure sebelum semen glass ionomer diaplikasikan.
37.   g. Semen glass ionomer yang diperkuat dengan logam seperti semen cermet dapat digunakan untuk membangun inti mahkota pada gigi yang telah mengalami kerusakan mahota yang parah.
38.   h. Restorasi gigi susu.
39.   Penggunaan semen glass ionomer pada gigi susu sangat berguna dalam mencegah terjadinya karies rekuren dan melindungi email gigi permanen.
40.   i. Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur. Dalam hal ini semen menyekat kembali dentin yang terbuk dalam waktu yang singkat
41.   Kelebihan Semen Ionomer Kaca:
42.   1. Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain
43.   2. Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh)
44.   3. Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat ‘memegang’ bahan tambal.
45.    
46. 
47.   Kekurangan Semen Ionomer Kaca:
48.   1. Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham)
49.   2. Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli
50.   3. Tambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain
tabel perbandingan logam dan porcelain